RSS

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Monday, May 9, 2016

Soal Paus Hingga Viagra, Ini Komentar Kontroversial Presiden Baru Filipina




Wali Kota Davao, Rodrigo Duterte, yang kontroversial dipastikan memenangi pemilihan presiden Filipina. Sosok garis keras Duterte selama ini dikenal akan pernyataannya yang blak-blakan dan kasar.

Menjabat sebagai Wali Kota Davao selama tujuh periode sejak tahun 1988, Duterte yang berusia 71 tahun ini, dikenal sebagai sosok yang tegas dan keras dalam memimpin. Bahkan majalah TIME pada tahun 2012 lalu menjuluki Duterte yang juga pernah menjadi pengacara ini sebagai 'The Punisher'.

Namun tak sedikit komentarnya menuai kritik karena dianggap provokatif dan kontroversial. Mulai dari Paus Fransiskus hingga korban pemerkosaan pernah disinggung Duterte secara tidak sopan dalam berbagai komentarnya kepada publik beberapa waktu terakhir.

Demikian rangkuman lima pernyataan kontroversial Duterte yang memicu kritikan seperti dilansir AFP dan CNN, Selasa (10/5/2016):

Lelucon Soal Pemerkosaan

Duterte menjadi fokus pemberitaan internasional ketika berkomentar soal kasus pemerkosaan dan pembunuhan misionaris asal Australia, Jacqueline Hamill, saat krisis penyanderaan melanda penjara Davao tahun 1989 silam. Komentar kontroversial itu dilontarkan dalam rangkaian kampanye kepresidenannya pada April lalu.

"Mereka memperkosa seluruh wanita. Ada anggota kelompok Kristen asal Australia ini. Ketika mereka mengeluarkan mereka, saya melihat wajahnya dan saya berpikir, anak pelacur, kasihan. Mereka memperkosanya, mereka bergiliran. Saya marah karena dia diperkosa, tapi dia sangat cantik. Saya pikir, Wali Kota seharusnya yang pertama'," ucap Duterte yang memicu banyak kecaman.

Duterte awalnya menolak minta maaf dan malah menyerukan kepada Duta Besar Amerika Serikat dan Australia, dua sekutu dekat Filipina, untuk 'menutup mulut' mereka. Meskipun kemudian, Duterte meminta maaf atas pernyataannya itu dan menyebut pernyataannya itu hanyalah 'obrolan laki-laki'.

Tapi kemudian dia menyatakan: "Tidak ada keinginan untuk tidak menghormati wanita dan pihak-pihak yang menjadi korban kejahatan mengerikan ini. Kadang-kadang mulut saya tidak begitu baik."

Paus Fransiskus Diminta Pulang

Saat Paus Fransiskus berkunjung ke Filipina pada Januari 2015 lalu, kota Manila dipadati massa dan memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan. Ketika terjebak kemacetan di Manila selama berjam-jam, Duterte melontarkan kekesalannya pada Paus dengan kata umpatan.

"Dibutuhkan waktu 5 jam bagi kami untuk bergerak dari hotel menuju bandara. Saya tanya, siapa yang datang. Mereka bilang, ada Paus (Fransiskus). Saya ingin meneleponnya. 'Paus, anak pelacur, pulanglah. Jangan datang ke sini lagi'," ucapnya saat berpidato dalam kampanye November tahun lalu.

Atas pernyataan bernada umpatan terhadap Paus Fransiskus itu, Duterte kemudian mengirimkan surat permintaan maaf secara langsung kepada Paus di Vatikan. Dalam tanggapan yang dibocorkan kepada media, Paus menerima permintaan maaf Duterte dan mendoakannya.

Jasad Pelaku Kriminal Akan Dimakan Ikan

Salah satu fokus Duterte dalam kampanyenya, dan juga selama kepemimpinannya di Davao ialah penegakan hukum. Dia berulang kali menegaskan akan menindak tegas setiap pelanggar hukum.

"Saya tidak ingin melakukan tindak kriminal, tapi jika diizinkan, Tuhan menempatkan saya (menjadi presiden), waspadalah. 1.000 (orang yang dibunuh) akan menjadi 100.000 (orang). Itu akan membuat ikan-ikan di Manila Bay gemuk. Saya akan membuang jasad mereka di sana," tegas Duterte dalam wawancara sebuah media pada Juni 2015 lalu.

Pernyataan Duterte itu merujuk pada rencananya untuk memerangi tindak kriminal dengan membunuh setiap pelakunya.

Lupakan Hak Asasi Manusia

Tidak hanya menegaskan soal pembunuhan para pelanggar hukum, Duterte juga melontarkan komentar kontroversial soal HAM. Di hadapan publik, Duterte seolah mengabaikan undang-undang HAM yang berlaku di negara tersebut. Filipina sendiri ikut menandatangani Deklarasi HAM PBB tahun 1948 silam.

"Lupakan undang-undang HAM. Jika saya berhasil masuk ke istana kepresidenan, saya akan melakukan hal yang telah saya lakukan saat menjadi Wali Kota. Kalian para pengedar narkoba, perampok bersenjata, pemalas, Anda lebih baik keluar. Karena sebagai Wali Kota, saya akan membunuh Anda," tegasnya dalam kampanye terakhirnya pada Sabtu (7/5).

Pendekatan garis keras Duterte terhadap pelaku kriminal, diklaim telah menurunkan angka kriminalitas di Davao yang sebelumnya sangat tinggi. Namun seiring reputasinya, Duterte sempat dituding terlibat praktik pembunuhan melanggar hukum, yang dilakukan kelompok pembunuh bayaran terkoordinasi.

Dalam tayangan langsung televisi setempat tahun lalu, Duterte sempat mengakui dirinya tergabung dalam 'skuad kematian'. Namun beberapa waktu kemudian, dia mencabut pernyataannya dalam konferensi pers dan menegaskan: "Tidak ada skuad kematian di Davao."

Komentar Soal Viagra

Duterte memiliki tiga anak dari pernikahan pertamanya dengan Elizabeth Zimmerman, yang kemudian dianulir. Kini, Duterte memiliki pasangan yang tinggal serumah dengannya namun tidak dinikahi secara resmi, bernama Cielito Avancena alias Honeylet.

Terlepas dari itu, Duterte mengakui kepada publik dirinya memiliki banyak kekasih lainnya, bahkan dia sempat menyebut tiga kekasih. Saat berbicara di hadapan asosiasi pebisnis Filipina pada April lalu, Duterte melontarkan komentar vulgar soal penis.

"Saya terpisah dari istri saya. Saya tidak impoten. Apa yang harus saya lakukan kalau begitu? Membiarkannya menggantung begitu saja? Ketika saya meminum Viagra, itu berdiri," ucap Duterte dalam pernyataannya yang seolah mempertahankan reputasinya sebagai pria playboy.


Sumber : Detik.com

0 komentar:

Post a Comment