Wali Kota Davao, Rodrigo Duterte, yang kontroversial dipastikan
memenangi pemilihan presiden Filipina. Sosok garis keras Duterte selama
ini dikenal akan pernyataannya yang blak-blakan dan kasar.
Menjabat
sebagai Wali Kota Davao selama tujuh periode sejak tahun 1988, Duterte
yang berusia 71 tahun ini, dikenal sebagai sosok yang tegas dan keras
dalam memimpin. Bahkan majalah TIME pada tahun 2012 lalu menjuluki
Duterte yang juga pernah menjadi pengacara ini sebagai '
The Punisher'.
Namun tak sedikit komentarnya menuai kritik karena dianggap provokatif
dan kontroversial. Mulai dari Paus Fransiskus hingga korban pemerkosaan
pernah disinggung Duterte secara tidak sopan dalam berbagai komentarnya
kepada publik beberapa waktu terakhir.
Demikian rangkuman lima pernyataan kontroversial Duterte yang memicu kritikan seperti dilansir
AFP dan
CNN, Selasa (10/5/2016):
Lelucon Soal PemerkosaanDuterte menjadi fokus
pemberitaan internasional ketika berkomentar soal kasus pemerkosaan dan
pembunuhan misionaris asal Australia, Jacqueline Hamill, saat krisis
penyanderaan melanda penjara Davao tahun 1989 silam. Komentar
kontroversial itu dilontarkan dalam rangkaian kampanye kepresidenannya
pada April lalu.
"Mereka memperkosa seluruh wanita. Ada anggota
kelompok Kristen asal Australia ini. Ketika mereka mengeluarkan mereka,
saya melihat wajahnya dan saya berpikir, anak pelacur, kasihan. Mereka
memperkosanya, mereka bergiliran. Saya marah karena dia diperkosa, tapi
dia sangat cantik. Saya pikir, Wali Kota seharusnya yang pertama'," ucap
Duterte yang memicu banyak kecaman.
Duterte awalnya menolak
minta maaf dan malah menyerukan kepada Duta Besar Amerika Serikat dan
Australia, dua sekutu dekat Filipina, untuk 'menutup mulut' mereka.
Meskipun kemudian, Duterte meminta maaf atas pernyataannya itu dan
menyebut pernyataannya itu hanyalah 'obrolan laki-laki'.
Tapi
kemudian dia menyatakan: "Tidak ada keinginan untuk tidak menghormati
wanita dan pihak-pihak yang menjadi korban kejahatan mengerikan ini.
Kadang-kadang mulut saya tidak begitu baik."
Paus Fransiskus Diminta PulangSaat
Paus Fransiskus berkunjung ke Filipina pada Januari 2015 lalu, kota
Manila dipadati massa dan memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Ketika terjebak kemacetan di Manila selama berjam-jam, Duterte
melontarkan kekesalannya pada Paus dengan kata umpatan.
"Dibutuhkan
waktu 5 jam bagi kami untuk bergerak dari hotel menuju bandara. Saya
tanya, siapa yang datang. Mereka bilang, ada Paus (Fransiskus). Saya
ingin meneleponnya. 'Paus, anak pelacur, pulanglah. Jangan datang ke
sini lagi'," ucapnya saat berpidato dalam kampanye November tahun lalu.
Atas
pernyataan bernada umpatan terhadap Paus Fransiskus itu, Duterte
kemudian mengirimkan surat permintaan maaf secara langsung kepada Paus
di Vatikan. Dalam tanggapan yang dibocorkan kepada media, Paus menerima
permintaan maaf Duterte dan mendoakannya.
Jasad Pelaku Kriminal Akan Dimakan IkanSalah
satu fokus Duterte dalam kampanyenya, dan juga selama kepemimpinannya di
Davao ialah penegakan hukum. Dia berulang kali menegaskan akan menindak
tegas setiap pelanggar hukum.
"Saya tidak ingin melakukan tindak
kriminal, tapi jika diizinkan, Tuhan menempatkan saya (menjadi
presiden), waspadalah. 1.000 (orang yang dibunuh) akan menjadi 100.000
(orang). Itu akan membuat ikan-ikan di Manila Bay gemuk. Saya akan
membuang jasad mereka di sana," tegas Duterte dalam wawancara sebuah
media pada Juni 2015 lalu.
Pernyataan Duterte itu merujuk pada rencananya untuk memerangi tindak kriminal dengan membunuh setiap pelakunya.
Lupakan Hak Asasi Manusia Tidak
hanya menegaskan soal pembunuhan para pelanggar hukum, Duterte juga
melontarkan komentar kontroversial soal HAM. Di hadapan publik, Duterte
seolah mengabaikan undang-undang HAM yang berlaku di negara tersebut.
Filipina sendiri ikut menandatangani Deklarasi HAM PBB tahun 1948 silam.
"Lupakan
undang-undang HAM. Jika saya berhasil masuk ke istana kepresidenan,
saya akan melakukan hal yang telah saya lakukan saat menjadi Wali Kota.
Kalian para pengedar narkoba, perampok bersenjata, pemalas, Anda lebih
baik keluar. Karena sebagai Wali Kota, saya akan membunuh Anda,"
tegasnya dalam kampanye terakhirnya pada Sabtu (7/5).
Pendekatan
garis keras Duterte terhadap pelaku kriminal, diklaim telah menurunkan
angka kriminalitas di Davao yang sebelumnya sangat tinggi. Namun seiring
reputasinya, Duterte sempat dituding terlibat praktik pembunuhan
melanggar hukum, yang dilakukan kelompok pembunuh bayaran terkoordinasi.
Dalam
tayangan langsung televisi setempat tahun lalu, Duterte sempat mengakui
dirinya tergabung dalam 'skuad kematian'. Namun beberapa waktu
kemudian, dia mencabut pernyataannya dalam konferensi pers dan
menegaskan: "Tidak ada skuad kematian di Davao."
Komentar Soal ViagraDuterte
memiliki tiga anak dari pernikahan pertamanya dengan Elizabeth
Zimmerman, yang kemudian dianulir. Kini, Duterte memiliki pasangan yang
tinggal serumah dengannya namun tidak dinikahi secara resmi, bernama
Cielito Avancena alias Honeylet.
Terlepas dari itu, Duterte
mengakui kepada publik dirinya memiliki banyak kekasih lainnya, bahkan
dia sempat menyebut tiga kekasih. Saat berbicara di hadapan asosiasi
pebisnis Filipina pada April lalu, Duterte melontarkan komentar vulgar
soal penis.
"Saya terpisah dari istri saya. Saya tidak impoten.
Apa yang harus saya lakukan kalau begitu? Membiarkannya menggantung
begitu saja? Ketika saya meminum Viagra, itu berdiri," ucap Duterte
dalam pernyataannya yang seolah mempertahankan reputasinya sebagai pria
playboy.
Sumber : Detik.com