RSS

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label inspiratif. Show all posts
Showing posts with label inspiratif. Show all posts

Sunday, May 15, 2016

Tak Punya Tangan, Gadis Ini Justru Menang Lomba Menulis

Ketika seseorang punya semangat yang tinggi dan berusaha dengan baik serta sungguh-sungguh, tak ada yang tak mungkin untuk bisa dicapai. Kali ini, kisah inspirasi mengenai kesungguhan dan usaha baik datang dari seorang gadis belia bernama Anaya Ellick dari Amerika Serikat. Dikutip dari laman metro.co.uk, gadis ini telah menginspirasi banyak orang dengan prestasi yang ia raih.

Beberapa waktu yang lalu, Anaya telah menjadi juara pertama dalam ajang perlombaan menulis tingkat Nasional di AS. Padahal, peserta lomba menulis yang bersaing dengan Anaya juga mampu menulis dengan baik serta mengesankan. Hanya saja, semangat dan usaha keras yang dilakukan Anaya mengantarkannya sebagai juara pertama.

Dari laporan yang ada, Anaya bukanlah seorang gadis yang sempurna. Anaya yang kini berusia 7 tahun ini lahir tanpa tangan yang normal. Meski tak punya tangan yang normal seperti orang lain pada umumnya, Anaya tidak mau memakai prosthetics atau alat bantu tangan. Dengan kondisi yang kurang sempurna, nampaknya ia tetap bersemangat khususnya dalam dunia kepenulisan dan sering kali mengikuti lomba kepenulisan.

Saat menulis, Anaya memegang pensil dengan kedua lengannya. Gadis 7 tahun yang saat ini belajar di Greenbrier Christian Academy di Virginia ini selalu berusaha memberikan tulisan tangan terbaik dan rapi miliknya. Tidak heran jika ia akhirnya menjadi juara di lomba menulis tingkat nasional di AS.

Tracy Cox, seorang juri lomba kepenulisan mengatakan,

"Anaya adalah gadis yang luar biasa. Ia penuh semangat dan selalu sungguh-sungguh dengan apa yang ia kerjakan. Dia adalah gadis yang mengesankan. Dia pantas menjadi juara." Sementara sang ibu yakni Bianca Middleton mengatakan, "Dia selalu mengerjakan semuanya sendiri. Dia mengikat sepatunya sendiri. Dia berpakaian sendiri dan dia benar-benar tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengerjakan sesuatu. Saya sangat bangga telah memilikinya." 
Bagi Anaya, meski ia bukanlah seseorang yang memiliki anggota tubuh sempurna, itu tak akan pernah membuatnya merasa putus asa. Ketidaksempurnaan itu justru membuatnya harus lebih percaya diri dan dijadikan kelebihan tersendiri. Meski tak punya tangan seperti orang lain pada umumnya, ia tak boleh merepotkan orang lain apalagi menjadi beban buat orang lain.

Kisah yang inspiratif sekali ya? Gimana nih dengan kamu, masih suka mengeluh dan putus asa dengan apa yang dijalani saat ini? Jika orang lain yang diselimuti berbagai kekurangan saja memiliki semangat luar biasa, akan sangat malu rasanya jika kita yang memiliki anggota tubuh sempurna masih suka mengeluh apalagi suka putus asa. Selamat buat Anaya atas prestasinya. :)



Wednesday, May 11, 2016

Menakjubkan, Traveler Wanita Ini Datangi 7 Keajaiban Dunia Hanya dalam 13 Hari





Ada begitu banyak keajaiban dunia di luar sana, tapi sayangnya kita tidak kunjung bisa mendapatkan kesempatan mengunjungi semuanya.

Berbeda dengan Megan Sullivan, ia menikmati dan mengunjungi tujuh keajaiban dunia dalam waktu 13 hari.
Kunjungan itu ia lakukan setelah mengalami beragam kesulitan dalam waktu sebulan.
“Saya terjatuh dari ketinggian 50 kaki di Yosemite, tertabrak mobil dan kemudian didiagnosis dengan kanker kulit, semuanya berlangsung selama sebulan,” tulis Sullivan di website-nya.
“Dua minggu kemudian, saya memutushkan untuk melihat Tujuh Keajaiban Baru dunia hanya dalam 13 hari dengan pandangan baru soal kehidupan.”
Untungnya, Sullivan dapat melewati segala kesulitannya segera. Ia mampu pulih dari luka-lukanya dan menjalani operasinya untuk diagnosisnya.
Setelah merasa sehat sepenuhnya, selama 13 hari, Sullivan melakukan perjalanan ke 12 negara yang berbeda untuk memenuhi mimpinya itu.

Beruntungnya lagi, ia mempunyai kekasih yang begitu setia menemaninya berkeliling.
Seperti dilansir dari situs web pribadinya, Sullivan mendokumentasikan perjalannya melalui Instagram dan YouTube. Berikut urut-urutannya:






Hari pertama: Chichen Itza


Hari kedua: Macchu Pichu

Hari keempat: Cristo Redentor


Hari kenam: Colosseum






Hari kesebelas: Taj Mahal



 


 Hari keduabelas: Great Wall


 

Friday, May 6, 2016

Kisah seorang anak penjual koran



Siang itu, pada waktu pulang sekolah, cuaca sangat panas menyengat. Aku melangkah menuju gerbang sekolah. Ku lihat seseorang sedang membawa lembaran-lembaran koran. Sebelah kakinya juga pincang. Bajunya lusuh. Aku merasa iba melihat itu. Tiba-tiba angin datang dengan kencang dan menjatuhkan penjual koran itu. Aku segera menolongnya. Dia memandangku. Sebenarnya, aku ingin memberinya makanan. Tetapi aku tidak punya makanan satu pun. Hampir saja aku menangis karena iba. Kemudian si penjual koran itu berlalu meninggalkanku. Aku segera pulang.
Sesampai di rumah, aku segera melepas sepatu, berganti baju, dan makan siang sambil menceritakan kepada ibu tentang peristiwa yang menyedihkan tadi. Ibu mengangguk-angguk lalu berkata padaku. “Risa, besok jika kamu menemui dia, kamu harus memberinya uang atau makanan. Kasihan dia berjualan dengan cuaca yang sangat panas tanpa membawa makanan.”
“Ya Bu. Risa mengerti.” jawabku.
Keesokannya sepulang sekolah, aku menemui si penjual koran itu. Untunglah, tadi sewaktu istirahat aku membeli nasi bungkus. Aku memberikan nasi bungkus itu kepadanya.
“Pak, ini ada sedikit makanan untuk Bapak. Mohon diterima.” kataku.
“Terima kasih Nak. Semoga kamu menjadi anak yang pintar.” jawabnya
“Iya, Pak. Semoga Bapak diberi kesehatan.” jawabku.
Dia segera memakan makanan itu dengan lahap. Aku tersenyum. Aku puas bisa membahagiakan orang lain.
Di rumah, aku menceritakan semua kejadian itu. Ibu tersenyum.
“Risa, kita ini makhluk sosial. Kita selalu membutuhkan pertolongan orang lain. Contohnya seperti kamu menolong penjual koran itu. Dan kita harus ikhlas menolong orang lain. Kita harus menerapkan tolong menolong dalam kehidupan.” kata ibu.
Aku mengangguk.
“Ya Bu. Risa berjanji akan selalu menolong orang yang kesulitan.” jawabku.
“Oke Nak.” balas ibu.
Aku tidak akan lupa bahwa besok aku harus menemui penjual koran itu.
Cerpen Karangan: Princessica Olivia Kersa Putri